PENDAHULUAN
Kognitif merupakan salah satu aspek
penting dari perkembangan peserta didikyang berkaitan langsung dengan proses
pembelajaran, dan sangat menentukan keberhasilan mereka di sekolah. Guru dan
para mahasiswa calon guru khususnya sebagai tenaga pendidik yang bertanggunng
jawab melaksanakan interaksi edukasional di dalam kelas, perlu memahami hal
yang berkaitan dengan perkembangan kognitif. Karena dengan bekal tersebut dapat
membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
kognitif peserta didik.
Untuk itu, dalam pembahasan kali ini,
kami akan mencoba menguraikan beberapa hal yang berkaitan dengan perkembangan
kognitif dan hubungannya dengan pendidikan. Dan semoga dengan dibuatnya makalah
ini, bisa membantu rekan-rekan sekalian untuk lebih memahami perkembangan
kognitif.
PEMBAHASAN
Perkembangan
Kognitif
A. Pengertian Kognitif
Istilah cognitive
berasal dari kata cognition, yang berarti knowing atau
mengetahui, yang dalam arti luas berarti perolehan, penataan, dan pengunaan
pengetahuan (Neisser, 1976).[1]
Secara sederhana, dapat dipahami bahwa kemampuan kognitif adalah kemampuan yang
dimiliki anak untuk berfikir lebih kompleks, serta kemampuan penalaran dan
pemecahan masalah.
Dalam perkembangan
selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer
sebagai salah satu ranah psikologis manusia meliputi perilaku mental
yang berhubungan dengan pemahaman, pengolahan informasi, pemecahan masalah dan
keyakinan. Untuk memberikan pemahaman yang lebih utuh, berikut kami kutip
beberapa pendapat ahli.
Menurut Chaplin dalam Dictionary
of Psycologhy karyanya, kognisi adalah konsep umum yang mencakup seluruh bentuk
pengenalan, termasuk didalamnya mengamati, menilai, memerhatikan, menyangka,
membayangkan, menduga, dan menilai. Sedangkan menurut Mayers (1996) menjelaskan
bahwa kognisi merupakan kemampuan membayangkan dan menggambarkan benda atau
peristiwa dalam ingatan dan bertindakberdasarkan penggambaran ini.[2]
Dari pengertian diatas
dapat dipahami bahwa kognisi adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi
untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh
pengetahuan.
B. Tahap
Perkemgangan Kogntif
Seorang pakar terkemuka
dalam disiplin psikologi kognitif dan psikologi anak, Jean Pieget[3]
mengklasifikasikan perkembangan kognnitif anak menjadi 4 tahap, antara lain,:
(1) Tahap
Sensory Motor ( berkisar antara usia sejak lahir sampai 2 tahun)
Gambarannya,
bayi bergerak dari pergerkan refleks instinktif pada saat lahir sampai
permulaan pemikiran simbolis.
(2) Tahap
Pre-0perational (berkisar antara 2-7 tahun)
Gambarannya,
anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. (kata dan
gambar menunjukan adanya peningkatan pemikiran simbolis)
(3) Tahap
Concrete Operarational (berkisar antara 7-11 tahun)
Gambarannya,
anak dapat berpikir secara logis mengenai hal yag konkret dan
mengklasifikasikan benda kedalam bentuk yang berbeda.
(4) Tahap
Formal Operational (berkisar antara 11-15 tahun)
Gambarannya,
remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan idealistis.[4]
Menurut Piaget, perkembangan tahap tersebut merupakan hasil perbaikan
dari perkembangan tahap sebelumnya. Penting bagi calon guru dan guru
professional untuk menhindari pemahaman bahwa teori perkembangan diatas pasti
berlaku sepenuhnya kepada siswa. Tahapan perkembangan versi Piaget tersebut
pada dasarnya hanya merupakan outline (garis besar) yang berhubungan dengan
kapasitas kognitif tertentu yang berkembang dalam diri siswa diri siswa dari
masa ke masa. Hal ini menunjukan bahwa teori temuan sang jenius Piaget meskipun
lugas dan ilmiah, tapi tidak bebas kritik.[5]
C. Hubungan
Kognitif dengan Tingkah laku dan Hasil Belajar
Sebelum menguraikan hubungan kognitif dengan tingkah laku dan hasil
belajar, kami akan mengemukakan beberapa manfaat bagi guru dan calon guru yang memahami
perkembangan kognitif siswa, antara lain :
(1) Guru
dapat memberikan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada siswa sesuai dengan
tingkat perkembangannya..
(2) Guru
dapat mengantisipasi kemungkinan timbulnya kesulitan belajar siswa, lalu
mengambil langkah untuk menanggulanginya.
(3) Guru
dapat mempertibangkan waktu yang tepat untuk memulai proses belajar mengajar
bidang studi tertentu.
Perkembangan kognitif pada seorang individu berpusat pada otak, dalam
perspektif psikologi kognitif otak adalah sumber sekaligus pengendali
ranah-ranah kejiwaan seperti ranah afektif (rasa), dan ranah psikomotor
(karsa). Tanpa ranah kognitif, sulit dibayangkan seorang siswa dapat berfikir.
Selanjutnya, tanpa berfikir mustahil siswa tersebut dapat memahami faedah
materi-materi yang disajikan guru kepadanya.[6]
Akan tetapi fungsi afektif dan psikomotor pun dibutuhkan oleh siswa, sebagai
pendukung dari fungsi kognitif.
Dapat kita pahami dari uraian diatas bahwa hubungan kognitif dengan hasil
belajar sangat berparan penting, karena
tanpa adanya fungsi kognitif pada siswa ia tidak akan mampu untuk memahami apa
yang disampaikan guru, sehingga hasil belajarnya pun akan kurang maksimal. Bagaimana
ia bisa memperoleh hasil yang baik jika materi yang disampaikan guru pun tidak
ia pahami.
Hubungan perkembangan kognitif juga
sangat berpengaruh pada pola tingkah laku anak. Pada tahap sensorimotor,
perkembangan mental ditandai dengan kemajuan kemampuan bayi untuk
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Anak usia sekitar 2 tahun, pola sensori
motorik nya semakin kompleks dan mulai mengadopsi suatu sistem simbol yang
primitif.[7]
Pada tahap praoperasional (2-7 tahun ),
konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egoisentrisnya mulai
kuat. Pada tahap ini pola pikir anak terbagi 2 : Prakonseptual (2-4 th), dan Pemikiran
Intuitif (4-7 th).[8]
Tahap selanjutnya Concrete Operarational, anak usia 7-11 th lebih banyak meluangkan waktunya
(lebih dari 40 %) untuk berinteraksi dengan teman sebayanya.
Pada tahap Formal Operational, anak sudah memasuki masa remaja, disini fungsi kognitif telah
mencapai aktivitas kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan
perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan.[9]
Dapat kami simpulkan pula bahwa perkembangan kognitif
anak berperan penting dalam tingkah laku dan hasil belajar seorang anak. Pola
pikir dan tingkah laku anak seperti yang diuraikan diatas merupakan hasil dari
fungsi kognitif anak.
D. Karakteristik Perkembangan Kognitif
Perkembangan
kognitif pada anak dapat dibedakan menjadi 2 :
a.
Anak-anak ( usia Sekolah Dasar)
Pada anak sekitar usia Sekolah Dasar, aktivitas mental
anak terfokus pada objek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah
dialaminya. Ini bararti bahwa anak usia sekolah dasar sudah memiliki kemampuan
berpikir melalui urutan sebab-akibat.
Dalam memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi
mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaidranya, karena mereka mulai
memiliki kemamapuan untuk membedakan apa yamg tampak oleh mata dengan kenyataan
yang sesungguhnya. Menurut Piaget, anak pada masa ini telah mampu menyadari
konservasi (kemampuan anak untuk berhubungan dengan aspek yang berbeda), karena
anak telah mengembangkan tiga macam proses, yaitu : Negasi (Negation), Hubungan
timbal balik (Resipsokasi), dan Identitas.[10]
b.
Remaja (SMP dan SMA)
Secara umum, karakteristik perkembangan usia remaja
ditandai dengan kemampuan berpikir secara abstrak dan hipotesis, sehingga ia
mampu memikirkan sesuatu yang akan atau
mungkin terjadi, sesuatu yang abstrak. Remaja dapat mangintegrasikan apa yang telah mereka
pelajari dengan tatantngan di masa mendatang dan membuat rencana untuk masa
depan. Mereka juga sudah mampu berpikir secara sistematk, mampu berpikir dalam
kerangka apa yang mungkin terjadi, bukan hanya apa yang terjadi.[11]
E.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Kognitif
Perkembangan
kognitif pada seorang anak tidak serta merta
tumbuh begitu saja. Hal ini berarti bahwa setiap manusia (anak) memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Perkembangan
kognitif pada anak memang tidak dapat dikatakan sama dari anak yang satu dengan
anak yang lain. Perbedaan perkembangan ini tidak lepas dari beberapa faktor. Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif pada diri seorang anak.
1.
Perkembangan organik dan kematangan sistem syaraf.
Hal ini erat kaitannya dengan pertumbuhan
fisik dan perkembangan organ tubuh anak itu sendiri. Seorang anak yang memiliki
kelainan fisik belum tentu mengalami perkembangan kognitif yang lambat. Begitu
juga sebaliknya, seorang anak yang pertumbuhan fisiknya sempurna bukan
merupakan jaminan pula perkembangan kognitifnya cepat. Sistem syaraf dalam diri
anak turut mempengaruhi proses perkembangan kognitif anak itu sendiri. Bila
syaraf dalam otaknya terdapat gangguan
tentu saja perkembangan kognitifnya tidak seperti anak-anak pada umumnya (dalam
hal ini anak dalam kondisi normal), bisa jadi perkembangannya cepat tetapi bisa
juga sebaliknya.
2.
Latihan dan
Pengalaman
Hal ini berkaitan dengan pengembangan
diri anak melalui serangkaian latihan-latihan dan pengalaman yang diperolehnya.
Perkembangan kognitif seorang anak sangat dipengaruhi oleh latihan-latihan dan
pengalaman.
3.
Interaksi Sosial
Perkembangan kognitif
anak juga dipengaruhi oleh hubungan anak terhadap lingkungan sekitarnya,
terutama situasi sosialnya, baik itu interaksi antara teman sebaya maupun orang
- orang terdekatnya.
4.
Ekuilibrasi
Ekuilibrasi merupakan proses
terjadinya keseimbangan yang mengacu pada keempat tahap perkembangan kognitif
menurut Jean Piaget. Keseimbangan tahapan yang dilalui si anak tentu
menjadi faktor penentu bagi perkembangan kognitif anak itu sendiri.[12]
F.
Perbedaan
Individual dalam Perkembangan Kognitif
Individu memiliki potensi yang dapat menyebabkan perbedaan dalam perkembangan berpikir mereka. Berkembang atau tidaknya potensi tersebut tergantung pada lingkungan. Ini berarti bahwa anak akan mempunyai kemampuan berpikir normal, di atas normal atau di bawah normal sangat tergantung pada lingkungan.
Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dalam berbagai aspek,
antara lain dalam bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, keadaan sosial
dan juga inteligensinya. Perbedaan itu akan tampak jika diamati dalam proses
belajar mengajar di dalam kelas. Ada peserta didik yang cepat, ada yang lambat
dan ada pula yang sedang dalam penguasaan materi pelajaran. Ada siswa yang
tingkah lakunya baik dan ada pula siswa yang kurang baik.
Perbedaan
individu dalam perkembangan kognisi menunjuk kepada perbedaan dalam kemampuan
dan kecepatan belajar. Perbedaan-perbedaan individual peserta didik akan
tercermin pada sifat-sifat atau ciri-ciri mereka dalam kemampuan, keterampilan,
sikap dan kebiasaan belajar, serta kualitas proses dan hasil belajar baik dari
segi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
G. Membantu Perkembangan Kognitif dan Implikasinya dalam Pendidikan.
Sosok yang sangat berperan penting untuk mengembangkan fungsi
kognitif anak terutama dalam belajar adalah seorang guru. Guru dapat melakukuan beberapa hal yang dapat membantu
siswa untuk memahami pelajaran. Berikut adalah beberapa praktek yang dapat
fungsi kognitif siswa dalam mengingat, memahami, dan meneapkan informasi /
pengetahuan.
1.
Membuat
pembelajaran relevan dan mengaktifkan pengetahuan sebelumnya.
Penggunaan organisator awal
(analogi, elaborasi) dengan siswa dapat membantu mengaktifkan pengetahuan
mereka taerdahulu.
2.
Mengorganisasikan
informasi.
Materi
yang diorganisasikan dengan baik, akan lebih mudah dipelajari dan diingat
daripada materi yang kurang terorganisir. Contohnya,
kelompok masalah yang spesifik dikelompokan dibawah masalah yang lebih umum.
3.
Menggunakan
tekhnik bertanya.
Penyajian pertanyaan
sebelum pengenalan bahan pengajaran dapat membantu siswa mempelajari bahan yag
terkait dengan pengajaran tersebut.
4.
Menggunakan
model konseptual.
Salah saatu contoh dari
model konseptual adalah diagram yang memperlihatkan unsur-unsur informasi atau
pengetahuan. [13]
`Bebrapa hal diatas dapat di aplikasikan oleh para guru dalam rangka
membantu fungsi kognitif siswa. Setelah diaplikasikan maka akan timbul
implikasinya dalam pembelajaran, yaitu siswa menjadi lebih mudah dalam
memproses informasi/pengetahuan yang akan mereka dapatkan, sehingga hal inijuga
berdampak pada hasil belajr mereka.
KESIMPULAN
Kognisi adalah
istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas
mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan.
Tahap perkembangan kognitif ada 4, antara lain :
1. Tahap
Sensory Motor ( berkisar antara usia sejak lahir sampai 2 tahun)
2. Tahap
Pre-0perational (berkisar antara 2-7 tahun)
3. Tahap
Concrete Operarational (berkisar antara 7-11 tahun)
4. Tahap
Formal Operational (berkisar antara 11-15 tahun)
Fungsi kognitif berpusat pada otak, hubungan kognitif dengan hasil
belajar sangat berparan penting, karena
tanpa adanya fungsi kognitif pada siswa ia tidak akan mampu untuk memahami apa
yang disampaikan guru, sehingga hasil belajarnya pun akan kurang maksimal.
Bagaimana ia bisa memperoleh hasil yang baik jika materi yang disampaikan guru
pun tidak ia pahami.
Ø Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif pada diri seorang anak.
1.
Perkembangan organik dan kematangan sistem syaraf.
2.
Latihan dan
Pengalaman
3.
Interaksi Sosial
4.
Ekuilibrasi
Ø Beberapa hal yang dapat membantu perkembangan
kognitif:
1.
Membuat
pembelajaran relevan dan mengaktifkan pengetahuan sebelumnya.
2.
Mengorganisasikan
informasi.
3.
Menggunakan
tekhnik bertanya.
4.
Menggunakan
model konseptual.
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.
Slavin, Robert, ter: Samosir,Marianto
:2008.Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek.Jakarta:PT.Indeks.
Desmita. 2010. Psikologi
Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.
Desmita. 2009. Psikologi
Perkembangan. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2267897-faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-kognitif
[1] Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya. Hal: 65
[2] Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung
: PT.Remaja Rosda Karya. Hal :98
[3] (baca : Jin Piasye) hidup 1896- 1980
[4] Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung
: PT.Remaja Rosda Karya. Hal :100
[5] Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya. Hal: 65
[6] Ibid Hal: 82
[12]http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2267897-faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-kognitif
[13] Slavin, Robert, ter: Samosir,Marianto :2008.Psikologi Pendidikan
Teori dan Praktek.Jakarta:PT.Indeks.hal:258